Jumat, Januari 30, 2009

Mengenali Olie untuk motor kita

Posted by Rudi Triatmono in Otomotif Personal Blogs


Well… gue banyak ditanya tentang oli…!!! Apakah brand ini bagus.. atau oli itu kurang bagus… etc…!!! So menurut gue … perlu dibahas tersendiri dalam suatu artikel …dan berbicara mengenai oli..!!! Oli berfungsi sebagai pelumas (lubricants). So.. sebagai pelumas nggak bakalan terjadi contact antara satu metal dengan metal lain…!!! Karena ada lapisan tipis (thin) yang melapisi metal. Pada motor 4 tak, oli mesin itu sebelum dipompa akan melewati filter oli dulu… yah intinya menyaring laagh kotoran-kotoran…!!! Selanjutnya oli dengan tekanan yang lumayan tinggi masuk ke main bearing di crankshaft. Disamping itu oli juga melumasi bagian piston dan cylinder wall.. dan berfungsi juga mendinginkan mesin. Oli juga perlu didinginkan.. makanya ada beberapa teknik… ada air cooled, oil cooled, atau liquid cooled…!!!! Berbeda dengan 4 stroke, pada engine 2 stroke terdapat 2 oli yaitu oli samping (mixer oil) dan oli transmisi (gear-box oil). Oli samping berfungsi sebagai total-loss lubrications, yaitu ikut dalam pembakaran dengan mengeluarkan carbon deposits, serta mengurangi gas emisi….!!! :D

Teruz kira-kira apa sih manfaatnya oli yang mutunya bagus…??? Manfaatnya antara lain melindungi mesin dari sbb :

  • panas (heat), terutama yang disebabkan oleh proses pembakaran yang terjadi di combustion chamber. Terlebih-lebih engine yang mempunyai compression ratio tinggi…!!!
  • Melindungi gesekan antara piston dan cylinder wall, sewaktu terjadi pembakarandisertai dengan temperatur yang sangat tinggi..!!
  • Menjaga kebersihan (cleanliness) mesin.

Jenis-jenis oli motor secara umum dibedakan atas 3 jenis yaitu :

  1. Mineral Oil, yaitu oli motor yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi / alam.
  2. Semi synthetic oil (synthetic blends) yaitu oli campuran antara mineral oil dan tidak lebih dari 30% synthetic oil.
  3. Fully synthetic oil, yaitu suatu jenis oli buatan (dikembangkan oleh Insinyur Jerman pada tahun 1940-an), dimana oli ini sanggup melindungi mesin pada suhu yang extrem baik dingin ataupun panaz…!!! Proses pembuatannya sendiri menggunakan Fischer-Tropsch Process, yaitu melakukan katalisasi reaksi kimia, dimana merubah dari carbon monoksida dan hydrogen menjadi liquid hydrocarbons.

Dari ketiga jenis oli tersebut mana sih yang paling bagus…??? Yah jelas lah.. fully synthetic (baru semi-synthetic dan terakhir mineral-oil). Karena Pada suhu yang ekstrem, oli jenis ini masih mempunyai viscositas index yang bagus.. dibandingkan jenis oli lainnya…!! Teruz jeleknya apa…?? Yah harganya aza yang mahal… jelas ada rupa ada harga..!!!

Saat ini oli yang dijual kebanyakan adalah multi-grade dibandingkan yang single grade. API (American Petroleum Industry) untuk multi-grade ada notasi w, misalnya 10w-30. w disini dalam artian winter. Jadi jika 10w, dalam artian oli tersebut dapat dipompa sebagaimana SAE 10 (SAE = Society of Automotive Engineers). 5w akan lebih mudah dipompa dibandingkan 10w pada temperatur yang lebih rendah. Angka kedua dalam hal ini 30 merupakan viscositas pada 100 derajat celcius dipadanankan dengan single grade SAE 30….!!!

Nah kalau di Amrik ada SAE, maka di Jepang ada JASO (Japan Automotive Standard Organization). Nah untuk untuk motor 4 stroke kudu memenuhi stnadard JASO-MA. Sedangkan untuk 2 stroke engine, kudu memenuhi standard JASO-FC.

Tips terakhir adalah… jika milih oil sesuaikan dengan rekomendasi pabrikan… dalam konteks jaga multi-grade nya… !!! Pergunakan lah oli yang bagus… tapi ukur juga kantong elo… jangan sampe jeboll…!!! Yah pengalaman gue sendiri seh… gue pake oli synthetics.. tarohlah harganya 120 rebu… dan bisa tahan sampai 4 bulan (tarohlah 4000 km)…!!! Yah jika 4 bulan tuh 120 hari… berarti kira-kira setiap hari tambah extra cost Rp. 1000. Apalah artinya Rp. 1000 dibandingkan dengan daya tahan mesin… sehingga nggak cepat jebol… belum lagi jika olinya enteng… relatif lebih hemat / irit bahan bakar… karena kerjanya mesin nggak berat.. so… menurut gue mah.. cincaaai laaagh…!!! :D

Appendix :

Oli Motor 4 stroke :

  • AGIP Racing 4T 10w-60, Oli motor fully synthetic. Mempunyai viscositas index sebesar 177, Viscosity pada 100 derajat Celcius sebesar 23.5 mm2 / s.
  • AGIP Racing 4T 5W-40, oli motor fully synthetic. Mempunyai viscosity index sebesar 158, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 14.7 mm2/s.
  • AGIP Racing 4T 20W-50, oli motor fully synthetic. Mempunyai viscosity index sebesar 149, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 20.4 mm2/s.
  • AGIP SUPER 4T 15W-50, oli motor mineral. Mempunyai viscosity index sebesar 148, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 17.7 mm2/s.
  • AGIP SUPER 4T 20W-50, oli motor mineral. Mempunyai viscosity index sebesar 112, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 20 mm2/s.
  • Elf 4T Sport Campione 10w-60, oli sintetis. Mempunyai viscosity index sebesar 169, dan viscosity index pada 100 derajat celcius sebesar 22.4mm2/s.
  • Pertamina Enduro 4T 20W-50, oli mineral. Mempunyai viscosity index sebesar 123, dan viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 18.74
  • Pertamina Enduro 4T Racing, 10W-40, oli semi sintetis. Mempunyai viscosity index sebesar 153, dan viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 10.66
  • Mobil 1 Racing 4T 10W-40, oli sintetis. Mempunyai viscosity index sebesar 164, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 13.8
  • Mobil 1 V-Twin 20W-50, oli sintetis. Mempunyai viscosity index sebesar 150, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 17.7
  • Mobil Extra 4T 10W-40, oli semi-sintetis, viscosity index sebesar 157, viscosity pada 100 derajat sebesar 14.4, sedangkan viscosity pada 40 derajat 98.
  • Motul 5100 Ester 4T 10W-40, oli motor semi-synthetis.
  • Motul 5100 Ester 4T 15W-50, oli motor semi-synthetis.
  • Shell Advance Ultra 4 10W-40, ini oli full syntetic, viscosity index sebesar 186, viscosity pada 100 derajat celcius sebesar 14.3, sedangkan viscosity pada 40 derajat sebesar 98.6
  • Shell Advance VSX4 15W-50, ini oli semi-syntetic, viscosity index sebesar 155, viscosity pada 100 derajat sebesar 19.2, sedangkan viscosity pada 40 derajat 140.
  • Shell Advance SX4 15W-50, ini oli mineral, viscosity index sebesar 144. viscositypada 100 derajat celcius sebesar 19.9, sedangkan viscosity pada 40 derajat sebesar 161.
  • Shell Advance S4 20W-50, ini oli juga mineral, viscosity index sebesar 132, viscosity pada 100 derajat sebesar 20.5, sedangkan viscosity pada 40 derajat 181.



disadur dari :

Kupas tuntas mengenai Olie motor...
oleh Rudi Triatmono at otomatif, Personal Blogs




Kamis, Januari 29, 2009

Test Raider New Satria FU150

Sebenarnya OTOMOTIFNET yakin mesin New FU150 tidak ada yang berubah kecuali rombakan desain dan sedikit penambahan fitur. Cover lampu, desain knalpot dan speedometer jadi poin paling dominan yang terlihat dari versi face lift Satria FU150 yang pertama kali diperkenalkan pada Jakarta Motor Cycle Show, akhir 2008 lalu. Detail perubahannya silahkan klik Profil.

Namun keyakinan OTOMOTIFNET tergoyahkan oleh perkataan salah satu petinggi PT Suzuki Indomobil Motor (SIM). “Pastinya ada beberapa ubahan,” promosi Edi Darmawan, Manager Marketing-Promotion & Dealer Dev. Section Head PT SIM.
Ups, beneran nih? Jangan-jangan performanya juga berbeda. Makanya tim tester OTOMOTIFNET tergerak untuk melakukan sesi test ride. Here’s the result!

Desain: **** (4 bintang)
Sudah pasti tampang depan Suzuki Satria FU150 ini dimensinya lebih lebar dari produk sebelumnya. Perubahan paling jelas tentunya ada pada desain cover lampu ini.

Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan Profil beberapa waktu yang lalu. Suzuki selalu memberikan sentuhan moge pada motor bebek termasuk untuk Satria F150 terbaru ini. “Desain headlamp diadaptasi dari Suzuki GSX 600,” lanjut Edi.

Bentuk segitiga dan stang kemudi juga tampil dengan finishing terbaru. Selain itu desain footpeg guard juga diubah dengan motif alumunium, dan jangan kaget bila menemukan grab bar dengan desain yang berbeda. Grab bar terbaru lebih lebar dan diklaim memudahkan kita saat hendak menggeser atau mengangkat motor.

Di balik visor di cover headlamp, desain spidometernya sama dengan keluaran sebelumnya. Namun punya NSSF150 tampak lebih elegan, karena lis RPM-meter dibuat model krom dan cover spidometer digitalnya yang bermotif. Tester OTOMOTIFNET memberikan 4 bintang untuk desain ala moge.

satria-fu-2Apakah mirip?


Fitur dan Teknologi: ***** (5 bintang)
Meski perubahan tidak terlalu banyak, namun ada beberapa fitur baru yang memberikan nilai tambah buat sosok Satria FU150 ini. Yang pertama selain speedometer ada lampu indikator Eco Riding Mode (ERM), yang berfungsi memberi info efisiensi BBM pada panel indikator di balik lampu.

Cara kerjanya, sensor indikator ini mengikuti putaran mesin. Bila putaran mesin ada di angka 4.500-5.000 rpm, maka indikator akan berkedip sebagai peringatan kalo sedotan bensin lebih boros. Jika putaran mesin menunjukkan angka di atas 5.500 rpm, lampu itu menyala konstan.

Perbedaan lain dengan versi sebelumnya terletak pada knalpot. Bukan hanya bentuknya yang trendy dengan desain hexagonal, tapi di knalpot baru ini juga dilengkapi dengan catalyst, sehingga emisi gas buang hasil pembakaran lebih ramah lingkungan dan melampaui standar EURO 2 yang diterapkan pemerintah. Ditambah teknologi klep DOHC, mesin tegak plus oil cooler, New FU150 layak menerima 5 bintang.

satria-fu-3 Knalpot bercatalyst Speedo dilengkapi light shifter

Performa: ***** (5 bintang)
Setali tiga uang alias sama saja dengan handling. Tidak ada perbedaan dengan pertama kali diluncurkan 4 tahun yang lalu. Mesin satu silinder 150cc, mengusung mesin DOHC dengan 4 katupnya mampu menghasilkan tenaga maksimum 16ps pada 9.500rpm dan torsi maksimum 12,7kgf-m di 8.500rpm yang disalurkan dengan transmisi 6 kecepatan.

Penambahan catalyst pada knalpot yang dikhawatirkan akan menurunkan performa, ternyata tidak terlalu berpengaruh. Tarikan tetap responsif di putaran bawah sampai atas. Buktinya saat diukur dengan alat ukur racelogic, untuk jarak tempuh 0-201 meter hanya perlu waktu 11,8 detik. Bahkan saat dicoba pada trek sepanjang 1,5 km, speedometer berhenti pada angka 120km/jam. Mantap! Tak salah bila lima bintang tetap diberikan untuk sang Hyper Underbone

Data Tes Akselerasi
0-201 meter : 11,8 dtk
0-402 meter : 19,5 dtk

0-60 km/jam : 5,1 dtk
0-80 km/jam : 8,1 dtk
Top Speed : 120 km/jam



Handling: **** (4 bintang)

satria-fu-4Meski mengandalkan setang jepit dan segitiga dengan desain anyar. Namun secara keseluruhan tetap tidak berpengeruh pada ergonomi pengendara. Sok depan teleskopik dan belakang monosok, membuat handling Satria FU150 ini tidak ada perbedaan dari pendahulunya. Kenyaman dan kemudahan handling tetap terasa maksimal.

Meski mengusung mesin yang cukup besar yaitu 150cc. Hanya saja pada kecepatan sangat tinggi khususnya saat menikung gejala sedikit limbung agak terasa. Tidak bisa dipungkiri, mesin 150cc umumnya dipakai motor sport bukan bebek yang secara keseluruhan bobotnya lebih ringan. Tapi di jalanan, apalagi di Jakarta yang selalu macet mau ngebut seberapa cepat? Secara keseluruhan, sasis Satria F150 sudah lebih dari cukup untuk keperluan harian. 4 bintang untuk kemudahan handling Satria FU150.

Konsumsi Bahan Bakar: **** (4 bintang)
Dengan bobot seorang tester 65 kg, Satria FU150 diajak jalan dengan kecepatan konstan 60 km/jam untuk uji pemakaian bahan bakar. Hasilnya motor dengan kode produksi NSSF150 hanya mampu menyedot 1 liter premium untuk 38 km. Boros? Ya, tapi sepadan dengan performa dan kapasitas mesin besar yang akan Anda dapatkan. Empat bintang rasanya sepadan untuk konsumsi bahan bakar Satria FU150.

Harga: **** (4 bintang)
Sudah barang tentu harga Satria FU150 ini naik. Tapi tidak terlalu jauh hanya berubah Rp 550 ribu saja menjadi Rp 18 juta. Mahal? Sedikit lebih mahal dari pesaingnya, Honda CS-1. Namun bila dibandingkan antara teknologi dan performa yang diusung keduanya, Satria tetap unggul.

Kapasitas mesin 150cc dan teknologi DOHC empat katupnya masih jadi nilai lebih disbanding CS-1 yang mengusung kapasitas mesin 125cc dan masih menggunkan teknologi SOHC dia katup. Meski begitu untuk ukuran bebek harga Satria F150 tetap dirasa tinggi. Empat bintang untuk rasanya pas untuk urusan kantong.

Penulis/Foto: Tim OTOMOTIFNET




Rabu, Januari 28, 2009

New Suzuki SATRIA FU150

Penampilan terbaru Suzuki Satria F150 sudah tidak mengejutkan lagi. Foto-foto spy shoot-nya sudah lebih dulu beredar sebelum Suzuki resmi memperkenalkannya kepada publik di Jakarta Motorcycle Show (JMS) 2008.
“Di internet sudah duluan keluar. Siapa nih yang iseng banget,” gemas Edi Darmawan, 2W marketing promotion manager, PT Indomobil Niaga International.

Meski sudah kita intip duluan, tapi siapa yang tahu kalau ternyata ada beberapa fitur-fitur baru di balik penampilan New Satria F150. “Ada beberapa fitur yang berbeda,” bisik Edi yang ditemui di tengah ramainya JMS 2008.Dari pada penasaran mari kita buka detail terbaru bebek dengan kapasitas mesin paling besar ini.

Perubahan paling jelas tentunya ada pada desain cover lampu. Desain head lamp dan covernya menjadi daya tarik utama. Suzuki sudah dari dahulu punya ciri khas selalu memberikan sentuhan moge pada motor bebek termasuk untuk Satria F150 terbaru ini. Head lamp Suzuki GSX 600R coba dimasukan ke dalam tubuh langsing Suzuki F150.
compare-satria-1

Perhatikan juga bentuk segitiga dan stang kemudi dengan finishing terbaru. Selain itu desain footspeg guard juga diubah dengan motif alumunium, seirama dengan penambahan alumunium frame cover untuk menciptakan kesan kuat. Selain itu jangan kaget bila menemukan grab bar dengan desain yang berbeda. Grab bar terbaru lebih lebar dan diklaim memudahkan kita saat hendak menggeser atau mengangkat motor.

Urusan mesin bagaimana? Masih sama seperti pertama kali diluncurkan 4 tahun yang lalu. Mesin satu silinder 150cc, mengusung mesin DOHC dengan 4 katup. Dilengkapi pula dengan oil cooler yang menjaga mesin selalu pada suhu optimal. Tenaga maksimum 16ps pada 9.500rpm dan torsi maksimum 12,7kgf-m di 8.500rpm, disalurkan dengan transmisi 6 kecepatan.
compare-satria-fu150
Perbedaan dengan versi sebelumnya terletak pada knalpot. Bukan hanya bentuknya yang trendy dengan desain hexagonal, tapi di knalpot baru ini juga dilengkapi dengan catalyst, sehingga emisi gas buang hasil pembakaran lebih ramah lingkungan dan melampaui standarisasi EURO 2 yang diterapkan pemerintah.

Lalu ada satu lagi fitur unik yang terdapat pada speedometer dengan tampilan baru Satria F150. Suzuki menyebut fitur baru ini dengan Suzuki Mode Drive Switch System (SMDS). Fitur baru ini sebagai indikator cara berkendara. Ada lampu yang akan berkedip pada rpm tertentu sebagai petunjuk waktu untuk oper gigi. Kerjanya mirip shift light pada tekometer mobil dan motor balap.
compare-satria-f150pic_satria_f150_part04_b
Asiknya kita bisa dengan mudah memilih 3 pilihan mode berkendara yang dapat diganti secara berurutan, sesuai karakter yang diinginkan pengendara.
Ketiga pilihan ini adalah normal mode, eco riding mode dan power mode (No Indication – ECO – PWR – No Indication). Pada normal mode, indikator tidak berfungsi.

Pada pilihan eco riding mode, indikator baru bekerja. Mode ini digunakan untuk berkendara ekonomis atau santai. Engine RPM Indikator akan berkedip secara otomatis untuk menginformasikan pengendara bahwa putaran mesin berada pada kondisi konsumsi bahan bakar yang ideal. Bila Engine RPM Indikator berkedip, berarti tanda untuk memindahkan posisi persneling (mengoper gigi). Engine RPM akan berkedip pada 4.500 – 5.500 rpm.

Sedang pada Power Mode, Engine RPM Indicator baru akan berkedip saat putaran mesin berada pada kondisi ideal powerful RPM dan menginstruksikan pengendara untuk segera pindah gigi agar mesin tetap powerful. Dengan power mode, lampu pada engine RPM akan berkedip pada 5.500 – 8.500. Gimana? Penasaran untuk mencoba?

Spesifikasi:
Mesin: 4-tak , DOHC, 4 katup, silinder tunggal, pendingin udara
Kapasitas: 147,3 cc
Diameter x langkah: 62 x 48,8 mm
Perbandingan kompresi: 10,2 : 1
Tenaga maks: 16 PS @9.500 rpm
Torsi maks: 1,27 kgf-m @8.500 rpm
Karburator: MIKUNI BS 26 - 187
Filter udara: Kertas
Sistem starter: Kaki & elektrik
Transmisi: 6 kecepatan, 1 ke atas, 5 ke bawah
Kopling: Multiplat, basah
Suspensi Depan: Teleskopik
Suspensi Belakang: Monoshock
Rem: Depan & Belakang Cakram

Penulis/Foto: Popo

OTOMOTIF.NET