Kamis, Juli 02, 2009

BBM Motor Kita

Jenis BBM yang dikenal di pasaran saat ini cukup beragam, sebut saja ada solar, premium, pertamax, pertamax plus dan masih banyak jenis BBM yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan lain seperti Shell dan Petronas. Perbedaan jenis BBM ini bukan semata dimaksudkan untuk membedakan harga, tetapi lebih kepada kebutuhan oktan untuk setiap jenis mesin yang berbeda. Nilai oktan (RON) ini diwakili dengan sebuah angka misalnya oktan 88, 92 dan 95. Umumnya oktan yang tinggi mencerminkan harga yang mahal, tetapi jangan salah persepsi bahwa tidak serta merta oktan tinggi memberikan tambahan tenaga mesin yang luarbiasa. Sekali lagi kebutuhan oktan BBM disesuaikan dengan Rasio Kompresi mesin itu sendiri. Rasio Kompresi (CR) kendaraan umumnya tercantum dalam buku panduan atau brosur spesifikasi mesin kendaraan tersebut. CR ini adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja. Setelah kita mengetahui rasio mesin kendaraan, dengan mudah kita dapat menentukan BBM yang direkomendasi sesuai data berikut:




Bagaimana jika diisi bensin dengan Oktan lebih rendah?
Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar istilah “Ngelitik” (pinging/knocking). Bagaimana menggambarkan ‘kejam’nya ngelitik yang dirasakan piston? ibarat telapak tangan kita ditusuk2 dengan paku… kira-kira begitu. Perlahan namun pasti.. membuat piston seperti permukaan bulan… dan bahkan bisa bolong!. Saat terjadi ‘ngelitik’, bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal. Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi, memerlukan bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR, bensin harus semakin lambat terbakarnya (Oktan tinggi).


Bagaimana kalau diisi bensin dengan Oktan lebih tinggi?

Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax plus, dsb), umumnya dilengkapi dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun tidak banyak memberi penambahan tenaga, jadi angka oktan tinggi bukan artinya lebih ‘bertenaga’. Karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya yang tinggi, maka ujung-ujungnya hanyalah merupakan pemborosan uang saja.

Oleh Karena itu:
* Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi.
(kecuali ada modifikasi lain).
* Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar
(dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).
* Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap
(penguapan rendah)
* Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar atau pada klep.

Solusi Alternatif
Banyak cara untuk menyiasati agar bisa menggunakan bensin Premium pada mesin yang ber-CR tinggi, namun mesin tidak mengalami ‘ngelitik’, antara lain:

* Menambahkan Octane Booster pada bensin
(dimasukkan ke tangki bensin)
* Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan
(biasanya mengandung timbal, tidak ramah lingkungan).
* Merubah derajat waktu pengapian (ignition timing) ke posisi
yang lebih lambat (Retard).
* Menggunakan aplikasi water-injection
(agak repot untuk perawatannya)